Aplikasi KUMA Kumpulan Makanan Terobosan untuk UMKM Karya Arek Surabaya Guna Mempertemukan Tenant dan Konsumen
Mahasiswa Departemen Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan sebuah aplikasi untuk membantu pelaku Usaha MikroKecil Menengah (UMKM). Aplikasi yang diberi nama KUMA merupakan wadah yang menghubungkan UMKM dengan konsumen.
Aplikasi KUMA diharapkan mampu mengembangkan UMKM merupakan sektor padat karya yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Hampir di setiap acara mulai dari pernikahan, kantoran, arisan, acara kampus, dan lainnya membutuhkan konsumsi makanan dan minuman. Sehingga kebutuhan terhadap UMKM untuk makanan dan minuman sangatlah besar.
Namun selama ini, pihak penyelenggara acara masih sering kesulitan mencari UMKM yang dibutuhkan, dikarenakan masih belum ada marketplace yang menampung UMKM praktis. Sehingga dibutuhkan sebuah platform yang dapat mempertemukan si penyelenggara acara dengan pihak UMKM.
Menjawab tantangan dari permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Departemen Informatika ITS, yakni John Harison, Cornelia Natasha, dan Ivander William menciptakan aplikasi menghubungkan UMKM dengan para konsumen. KUMA merupakan akronim dari Kumpulan Makanan yang didesain memudahkan UMKM dalam pencarian informasi guna mengisi lapak dalam suatu acara. Serta memudahkan konsumen mencari informasi pemesanan makanan untuk skala kecil maupun besar.
Ivander William salah satu penggagas KUMA, menyampaikan dalam aplikasi tersedia dua menu yang dapat digunakan. Pertama menu merchant atau penjual makanan minuman yakni UMKM, dan kedua adalah menu event.
“Pada menu merchant, para UMKM bisa mendaftarkan diri menjadi merchant dalam KUMA dan dapat mengunggah produk-produk beserta rincian-rinciannya seperti harga, lama pemesanan, hingga batas minimal pembelian,” tutur Ivan.
Merchant dibedakan menjadi dua jenis, yaitu merchant yang berminat mengisi lapak (tenant) pada sebuah acara, dan merchant yang hanya menjadi penyedia jasa catering saja. Perbedaan dua merchant berhubungan dengan menu selanjutnya, yaitu menu event bagi konsumen yang hendak menggelar acara.
Pada menu event, lanjut Ivan, pengguna dapat mendaftarkan acaranya dalam KUMA sebagai UMKM yang bersedia menjadi tenant dalam acara. Pembuat event bisa memasukkan foto, deskripsi, harga untuk merchant-merchant yang ingin menjadi tenant di acara tersebut.
“Setelah itu, penyelenggara acara dengan pihak UMKM melakukan komunikasi untuk mengatur perjanjian mereka hingga deal,” terang Ivan.
Bagi konsumen yang tidak memerlukan tenant dan hanya membutuhkan produk makanan dan atau minumannya saja, pengguna juga dapat mencari UMKM yang menawarkan produknya dengan cara mencari nama toko atau nama produk yang dicari. Maka konsumen akan menemukan macam-macam produk yang diunggah para merchant. Sehingga dengan aplikasi KUMA, pengguna dapat memiliki tiga opsi peran yaitu pembeli, merchant, dan pembuat acara.
Aplikasi KUMA masih terus dikembangkan lebih lanjut. Penambahan fitur lain seperti obrolan hingga regulasi pendaftaran menjadi merchant akan dibenahi dan diperbaharui. Sehingga aplikasi KUMA selain praktis, juga terjamin keamanan dari penggunanya.
Dengan inovasi KUMA, tim mahasiswa berhasil membawa pulang trofi juara 1 Mobile Apps Development Competition (MADC), yakni ajang kompetisi pengembangan aplikasi berbasis platform Android. MADC adalah satu dari tiga rangkaian acara Vocational Computer Festival (Vocomfest) 2019 di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bertujuan memajukan perekonomian di Indonesia, khususnya untuk UMKM.