InhuaOnline – Pemerintah Indonesia sempat gagal saat memperjuangkan kota tua Jakarta sebagai warisan dunia kepada UNESCO, meski berkas yang diajukan tentang pelestarian
cagar budaya ini cukup lengkap, serta lokasinya menarik bagi wisatawan lokal dan
Mancanegara.
Proposal Indonesia yang berjudul ‘The Age of Trade: Old Town of Jakarta and 4 Outlying Islands’, oleh penanggap Organisasi Konservasi Monumen dan Situs Dunia – ICOMOS, dinilai Kota Tua ini memiliki gambaran luar biasa dari perkembangan kota pada abad 20.
Indonesia dengan ragam budayanya memiliki banyak peninggalan sejarah kota yang disebut Kota Lama, Kota Tua, atau Kota Sejarah yang memperlihatkan masa kejayaan perdagangan di Asia di abad 17 dan 18. Tiga daerah yang telah diteliti oleh akademisi Perguruan Tinggi, memperlihatkan bukti tersebut dan direkomendasi sebagai potensi yang bisa dikembangkan sebagai produk pariwisata ‘Kota Tua’, seperti yang banyak dilakukan di Negara lain.
Melihat potensi pariwisata arsitektur ini, Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti bersama Majalah Asrinesia dan Kenari Djaja, menyelenggarakan Seminar virtual tentang arsitektur Kota Tua, agar cagar budaya ini lebih dikenal masyarakat luas.
Seminar warisan budaya Nusantara berjudul “KOTA TUA – PUSAKA NUSANTARA”, diselenggarakan 16 Juni 2022, menampilkan Arsitek yang juga Peneliti dari 3 (tiga) Perguruan Tinggi. Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti Dr. Ir. ETTY R. KRIDARSO, MT, memprediksi peninggalan Kota Tua akan menjadi potensi andalan Pariwisata Daerah dalam mendatangkan banyak kegiatan dan turis ke Indonesia.
Arsitek Dr. JONNI WONGSO, ST, MT, IAI dari Jurusan Arsitektur Universitas Bung Hatta – Padang, melakukan penelitian pada peninggalan Kota lama berbasis budaya Adat Minang. Kawasan ini potensial bagi perkembangan arsitektur daerah yang telah dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Sumatera Barat sebagai Kawasan Kota Tua bernilai budaya setempat menjadi salah satu produk wisata yang menarik dan menyertakan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Di Nusa Tenggara Timur, daerah yang sempat menjadi koloni Portugis, memberikan peninggalan sejarah yang hampir punah. Sisa-sisa Kota tua ini sempat diteliti Arsitek DON ARA KIAN, ST, MT, IAI dari Arsitektur Universitas Widya Mandira – Kupang, untuk disampaikan potensinya kepada masyarakat luas. Harapannya Kota Tua di NTT ini menjadi destinasi wisata di Indonesia Timur yang terus dikembangkan untuk mendatangkan wisatawan.
Jakarta yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, jugam banyak meninggalkan sisa kota lama dan aktivitas bersejarah yang bisa dinikmati masyarakat. Salah satunya yang telah diteliti Dr. RIRIK WINANDARI, ST, MT dari Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti – Jakarta, adalah peninggalan arsitektur Kastil Batavia di kawasan Jakarta Utara, yang memiliki cerita cukup berpengaruh pada lingkungan Kota Tua ini dan sekitarnya.
Cerita tentang KOTA TUA sudah menjadi kisah yang melegenda dan dibanggakan masyarakat serta Pemerintah Daerah.
Seminar yang dihadiri masyarakat pecinta sejarah arsitektur kota, Arsitek, Insinyur, Ahli Perkotaan, Mahasiswa dan Pengampu Daerah, memberi banyak informasi dan ide inovatif yang dipandu PUNTO WIJAYANTO, ST, MT. dari Arsitektur Universitas Trisakti.
Seminar yang didukung Deputi Bidang Produk Wisata & Penyelenggara Kegiatan, Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif R.I. Ir. RIZKY HANDAYANI MUSTAFA, MBTM, yang juga Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyambut baik inisiatif seminar Pariwisata Arsitektur yang digagas dunia Perguruan Tinggi. Terbukti 600-an partisipan hadir dari seluruh Indonesia, karena potensi peninggalan kota bersejarah seperti ini terdapat dimana-mana.
PENYELENGGARA:
Majalah ASRINESIA dan KENARI DJAJA
Bekerjasama dengan
Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti
Didukung
Deputi Kemenparekraf R.I dan
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)