Hari Tani, Mentan Tekankan Indonesia Butuh Regenerasi Petani
Dalam memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September, Mentan Syahrul berharap agar para kepala daerah, dari lurah hingga kabupaten/kota dapat mengembangkan inovasi pertanian dan mendorong lahirnya petani milenial.
“Petani butuh regenerasi dan transfer teknologi. Transformasi mau tidak mau akan mengubah cara kita menjalani manajemen usaha pertanian, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,” kata Mentan dalam peringatan Hari Tani Nasional di Kantor Pusat Kementan Jakarta, Kamis.
Berdasarkan pernyataan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Indonesia dapat mengalami krisis petani karena petani yang tersisa umurnya sudah mendekati usia 56 tahun sehingga hasil pertanian menjadi kurang produktif.
Oleh karena itu, Mentan pun mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kerja sama dan berkolaborasi dalam memajukan sektor pertanian ke depan. Pertanian, kata Mentan, merupakan sektor startegis yang mengedepankan kepentingan bersama dalam pilar berbangsa dan bernegara.
Menurut Mentan, peringatan ini harusnya menjadi momentum konsolidasi emosional bagi jajaran pemerintah yang bekerja di bidang pertanian. Sektor pertanian, harus lebih baik dan menjadi sektor andalan nasional.
Dalam masa pandemi ini, sektor pertanian dinilai menjadi penopang perekonomian bangsa Indonesia. Produktivitas pertanian Indonesia nyatanya mampu tumbuh dari 5 sektor penyumbang ekonomi nasional lainnya di saat ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,3 persen.
Sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan 2,19 persen pada Agustus 2020. Nilai tukar petani mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 100,65 atau naik 0,56 persen (m to m), kenaikan juga terjadi pada nilai tukar usaha petani (NTUP) Agustus 2020 sebesar 184 atau naik 0,31 persen.