Ekonomi Dunia Mengalami Pertumbuhan di Tahun 2017

0 279

Ekonomi dunia mengalami peningkatan di tahun 2017 dan akan mencapai titik tertinggi dalam 8 tahun terakhir berdasarkan data dari Organisation for Economic Co-operation and Development. Namun masih diperlukan investasi dari sektor pribadi untuk terus meningkat hingga tahun 2019 nanti.

Badan ini memprediksi akan ada peningkatan sebesar 3.6 persen untuk tahun ini, dimana tahun lalu hanya 3.5 persen dan akan terus meningkat di tahun 2018 menjadi 3.7 persen.

Catherine Mann, Kepala bagian Keuangan di OECD mengungkapkan ada beberapa faktor yang berkontribusi untuk peningkatan ekonomi.

“Pertama, adanya akomodasi kebijakan keuangan yang berkesinambungan,” tuturnya. “Tapi mungkin beberapa pihak tidak mengetahui bahwa ada sedikit stimulus fiskal dari sistem yang berkontribusi dalam pertumbuhan  ini. Elemen ketiga adalah perdagangan yang telah menjadi lebih baik dan semakin bermain cerdas sekarang ini.”

Dengan menjadi mata uang terkuat di beberapa dekade, euro dianggap unggul dibandingkan mata uang di negara berkembang lainnya. OECD memprediksi di tahun 2017 pertumbuhannya akan menjadi 2.4 persen dan menurun di tahun 2018 menjadi 2.1 persen.

“Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa di tahun 2017 adalah tahun yang baik untuk Euro,” ujar Mann. “Yang akan kami lakukan adalah memastikan momentumnya bahwa peningkatan ini akan tetap berlanjut hingga 2018 dan 2019.”

Namun Brexit membuat Inggris menjadi tersisihkan dari pertumbuhan global. OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Inggris akan 1.5 persen dan menjadikan Inggris menajdi negara dengan ekonomi ter-lemah di G7.

“Memang masih ada ketidakpastian dan  masih ada waktu untuk memperbaiki kondisi ini,” ujar Mann. “Yang harus kami lakukan sekarang adalah mendapatkan posisi lebih dekat antara Uni Eropa dan Inggris, yang mana akan baik untuk kedua pihak.

Bank di Inggris terlihat siap untuk skenarion terburuk dari kondisi ini. Untuk pertama kalinya dalam krisis finansial, seluruh peminjam terbesar di Inggris sudah melewati uji stress dari Bank of England.

“Berdasarkan informasi dari analis resiko di tim kami terhadap uji stres, Komite Kebijakan Keuangan Inggris menduga bahwa sistem perbankan dapat mendukung ekonomi yang sesungguhnya walaupun di tengah kondisi Brexit,” ujat Gubernur Bank of England, Mark Carney.

Namun OECD berpendapat bahwa utang konsumer yang tinggi, ditambah dengan stagnasi pemasukan warga masih menjadi resiko stabilitas keuangan di Inggris.

Leave A Reply

Your email address will not be published.