InhuaOnline,Kalimantan Barat – Festival Pertengahan Musim Gugur atau juga dikenal dengan nama Festival Kue Bulan merupakan hari raya panen dan salah satu festival terpenting di Tiongkok. Dirayakan pada hari kelima belas bulan delapan Kalender Tionghoa. Biasanya jatuh pada minggu ketiga September sampai minggu pertama Oktober. Hari ini, Kamis 1 Oktober 2020, Warga Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Kalimantan Barat merayakan Festival Pertengahan Musim Gugur atau yang lebih dikenal sebagai Zhong Qiu Jie yang dilambangkan dengan menikmati salah satu penganan khas berbentuk bulat bernama Kue Bulan.
Di Indonesia, perayaan Festival Zhong Qiu Jie terasa lebih istimewa karenam bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila. Kue bulan atau kue Tiong Chiu Pia adalah penganan tradisional Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur yang jatuh pada tanggal 15, bulan 8 Penanggalan Kalender Imlek.
Kue bulan pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan, keutuhan dan keharmonisan. Masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat menikmati kue bulan bersama
anggota keluarga dibawah pancaran cahaya bulan yang bersinar terang. Tidak sedikit masyarakat Tionghoa yang masih memegang teguh tradisi leluhur dengan mengadakan Sembahyang kepada Dewi Bulan.

Pretty Lin, salah satu warga Tionghoa Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat dikonfirmasi Harian InHua mengatakan Zhong Qiu Jie selalu dirayakan nya bersama seluruh anggota keluarga, pada hari ke 15, bulan 8 Penanggalan Kalender Imlek.
Ia mengatakan, menikmati kue bulan atau Tiong Qio Pia akan terasa bermakna bersama keluarga dibawah bulan purnama yang bulat sempurna.
“Perayaan Zhong Qiu Jie sudah merupakan tradisi yang selalu kami peringati setiap tahunnya pada tanggal 15, bulan 8 Penanggalan Kalender Imlek. Selain menjaga dan melestarikan budaya Tionghoa, perayaan ini bagi kami juga sebagai bentuk ungkapan syukur atas semua Rahmat dan karunia Tuhan yang telah kami terima” kata Pretty Lin.
Ia mengatakan, peringatan ini tidak hanya dirayakan warga Tionghoa di Kecamatan Pemangkat saja, tetapi dirayakan secara universal oleh warga Tionghoa seluruh dunia.
“Nilai-nilai persatuan selalu ditonjolkan dalam perayaan ini tiap tahunnya untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara dalam bingkai kebhinnekaan. Kita berharap festival ini dapat menyatukan masyarakat dari berbagai etnis, agama maupun suku yang ada di tanah air. Kegiatan ini juga untuk melestarikan budaya. Tak hanya budaya Tionghoa saja, namun juga budaya asli tanah air harus kita jaga dan lestarikan. Semoga bangsa ini selalu rukun, damai, dan harmonis. NKRI tetap utuh dan kesatuan tetap terjaga”; tukasnya.

Senada disampaikan Emy Poporo mengatakan, festival pertengahan musim gugur atau Zhong Qiu Jie merupakan momentum istimewa untuk mengeratkan hubungan kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan, baik antar kerabat keluarga, sanak saudara, maupun handai taulan, serta sahabat.
“Selamat merayakan Mid Autu
mn Festival atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Zhong Qiu Jie. Festival Zhong Qiu ini dirayakan setahun sekali. Ini sebagai perayaan untuk penghormatan kepada Dewi Bulan yang dalam kepercayaan orang Tionghoa dikenal memberi kesejahteraan dan kasih sayang dalam keluarga. Saya berharap perayaan Zhong Qiu Jie bisa menjadikan kehidupan kita semua menjadi lebih baik, rukun, damai, dan harmonis. Semogan kita semua mendapatkan berkahnya dan rejeki yang berlimpah,” katanya.(Rio Dharmawan)