Untung dan Rugi Perang Perdagangan AS-China di Mata Pengusaha Kelapa Sawit

0 93
Pengusaha Kelapa Sawit yang berada di bawah naungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan bahwa perang dagang baru-baru ini memiliki dampak positif pada industri minyak sawit. Hal utama adalah meningkatkan jumlah ekspor kelapa sawit.

Ekspor minyak sawit dan turunannya pada bulan Juli mencapai 3,22 juta ton, naik 27% dibandingkan Juli 2017 yang hanya 2,54 juta ton. Bahkan ketika dibandingkan dengan Juni 2018, ekspor minyak sawit dan turunannya melonjak tajam hingga 40% yang pada bulan Juni ekspornya hanya 2,29 juta ton.

Ketua Gapki Djoko Supriyono mengatakan, dengan perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, akan ada kekurangan bahan mentah untuk ternak. Nah dari situ, Indonesia sebagai salah satu negara produsen minyak sawit terbesar bisa masuk untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ternak ke China.

“Perang perdagangan AS dan kita melihat Cina sebagai pengimpor kedelai AS terbesar. Ketika Cina berhenti mengekspor dari AS, kemungkinan besar Cina akan kekurangan bahan baku peternakan. Meskipun ia berinvestasi untuk memberi makan ternak tetapi ia perlu mengimpor jadi minyak, “katanya ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Namun lanjut Djoko, pihaknya juga bukan berarti tanpa hambatan dalam meningkatkan ekspor. Pasalnya, perang dagang yang terjadi terus menerus juga membuat harga jatuh lebih jauh. Ini karena AS, yang biasanya memasok bahan baku kedelai ke Cina, tiba-tiba berhenti. Sehingga bahan baku untuk kedelai akan semakin menumpuk dan secara otomatis akan mempengaruhi harga.

“Yang negatif, misalnya, stok kedelai naik di AS, sehingga harganya murah dan berdampak pada harga secara umum, sehingga peluangnya tidak bisa dihitung. India, misalnya, sudah mulai kucing dengan AS. . Faktornya banyak, “jelasnya.

Lebih lanjut Djoko berharap kinerja ekspor minyak sawit dapat terus meningkat hingga akhir tahun. Selain itu, saat ini ada banyak gejolak dalam ekonomi global sejak dimulainya perang dagang, krisis Turki dan banyak lagi.

“Insya Allah. Ya, saya tidak tahu bagaimana, kita hanya berdoa dari bulan ke bulan sehingga ada perbaikan. Tidak ada yang bisa memprediksi, semuanya benar-benar tidak pasti. Situasi global tidak pasti,” jelasnya. (Okezone)

Leave A Reply

Your email address will not be published.