Komunitas Surabaya Numistik atau uang kuno menyerahkan koleksinya sebanyak 277 item berupa uang kertas dan koin yang diterima Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Museum Surabaya, kemarin (27/8).
Jumlah uang tersebut berkisar senilai 37 Juta Rupiah. Dari total 277 item tersebut ada satu uang koin tertua peninggalan masa penjajahan Belanda pada 1855. Sumbangan uang kuno merupakan usaha pribadi anggota komunitas Surabaya Vintage Community, baik dengan barter atau membeli.
Ali Budiono Ketua Umum Surabaya Vintage Community menunjukkan uang pertama Indonesia yang dicetak tahun 1946 namun pada uangnya tertulis 1945.
“Salah satu syarat negara merdeka adalah memiliki mata uang sendiri. Oleh karenanya itu tahun yang tercetak adalah 1945 meskipun sebenarnya dicetak setahun kemudian,” jelas Ali Budiono.
Tri Rismharini saat penyerahan uang kuno mengatakan keinginannya agar Surabaya memiliki banyak museum yang beraneka ragam. Karena Surabaya sebagai kota berbudaya, sehingga harus memiliki museum untuk merawat benda peninggalan leluhur.
Sedangkan uang kuno yang baru saja diserahkan akan disiapkan tempat yang lebih representatif di Museum Surabaya. Sehingga koleksi uang kuno yang nantinya dilengkapi keterangan sejarahnya, supaya anak anak yang membaca mengetahui latar belakangnya.
Selain itu Pemkot Surabaya akan meletakkan berbagai macam cinderamata pemberian dari semua negara asing peserta Cross Culture Festival. “Mungkin sekarang belum ada nilainya, tapi 20 tahun atau seribu tahun lagi pasti ada nilai sejarahnya,” ujar Risma.
Masyarakat boleh menyerahkan benda kuno yang dimiliki untuk menjadi tambahan koleksi Museum Surabaya yang bisa disaksikan para pelajar. Benda kuno lebih aman di museum dan dipelajari para pelajar tak hanya menambah wawasan tapi juga mengambil hikmah dari kehidupan di masa lalu yang dilalui nenek moyang lewat peninggalan bersejarahnya. AV
