Jakarta – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan bilateral dan menjalin kemitraan strategis di berbagai sektor dengan Rusia, sebagai upaya bersama mewujudkan kesejahteraan kedua negara.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, dalam pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, di Moskow, Selasa (17/6).
“Kami berkomitmen untuk memperkuat hubungan dan kemitraan demi kesejahteraan bersama bagi kedua bangsa,” ujar Menlu Sugiono, seperti dikutip dari siaran resmi Kementerian Luar Negeri RI.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri sepakat untuk memperluas kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, sekaligus menjajaki berbagai potensi kerja sama baru yang selama ini belum tergarap.
Sugiono menilai penting untuk terus memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Rusia, mengingat peluang besar yang masih terbuka lebar.
Sebagai tindak lanjut, Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk melaksanakan hasil Pertemuan Komisi Bersama Indonesia – Rusia ke-13 yang digelar di Jakarta pada 14–15 April 2025, khususnya di bidang perdagangan, ekonomi, dan kerja sama teknik.
Pada sektor investasi, Sugiono secara khusus mengundang perusahaan-perusahaan Rusia untuk terlibat dalam proyek-proyek strategis di Indonesia.
Ia menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mendirikan Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara/ Indonesia’s sovereign wealth fund), pada 24 Februari lalu.
Dana tersebut diharapkan menjadi jembatan investasi yang dapat bermitra dengan otoritas dan pelaku usaha dari Rusia, untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Kolaborasi strategis Indonesia-Rusia, menurut Menlu Sugiono, juga terbuka di berbagai sektor lainnya, termasuk energi terbarukan, keamanan teknis, pertanian, kecerdasan buatan (AI), teknologi siber, serta pertukaran antar masyarakat.
Menlu juga menyebutkan bahwa kedua pihak sepakat untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi para pelajar Indonesia, pejabat Indonesia untuk datang dan belajar bahasa Rusia karena hal itu juga merupakan sarana untuk memperkuat kerja sama dan hubungan antara masyarakat di kedua negara.
“Saya senang mengakui bahwa kunjungan ini sangat produktif,” katanya.
Sementara itu, Sugiono juga mengatakan terdapat sejumlah hasil utama di berbagai sektor yang telah berhasil diselesaikan. Beberapa di antaranya masih dalam proses dan diharapkan akan ditandatangani dalam kunjungan Presiden Subianto ke Rusia, 18-20 Juni 2025.
Sebagai penutup, Menlu Sugiono juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk menjembatani segala bentuk komunikasi dan perbedaan, serta menyampaikan kesediaan untuk meredakan ketegangan di kawasan dan dunia, sehingga Indonesia dapat berkontribusi menciptakan situasi dan lingkungan yang damai di berbagai kawasan di dunia.
“Tentang situasi yang berkembang di Timur Tengah, ini adalah sesuatu yang juga perlu kita tangani. Kami sepakat bahwa setiap eskalasi perlu dihentikan dan setiap pertikaian perlu dibawa ke meja perundingan,” demikian katanya.