MD Pictures (FILM) Bentuk Usaha Patungan dengan Perusahaan China dan Korea

0 79

Produser film PT MD Pictures Tbk. membentuk usaha patungan (JV) dengan dua perusahaan multinasional untuk memproduksi film. Nilai investasi untuk membentuk perusahaan patungan itu mencapai US $ 5 juta.

Kedua perusahaan itu adalah XingXing Group dari China, dan Korean Studio Invictus yang berasal. Untuk membentuk perusahaan patungan. Ketiganya berinvestasi dalam jumlah nilai yang sama sekitar US $ 1,7 juta.

Direktur Utama MD Pictures Manoj Punjabi mengatakan bahwa penerbit dengan kode saham FILM membentuk JV untuk memproduksi film gerak sambil menjelajahi peluang untuk memperluas pasar ke negara lain.

“Kami akan memproduksi film di Indonesia dan dalam 1-2 tahun kami akan memproduksi film yang bisa dirilis di China. Setelah IPO ini, JV merencanakan dengan siapa pun, kami sudah memiliki dana,” kata Manoj setelah peresmian MD Image awal saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (7/8).

Menurut Manoj, perusahaan saat ini sedang mempersiapkan usaha patungan dengan pihak lain untuk memproduksi film-film Hollywood. Sementara itu, perusahaan berkontribusi pada JV dengan sepenuhnya menggunakan dana dari IPO.

MD Pictures baru saja mencatatkan saham awalnya di Bursa Efek, melepaskan 1.307.770.000 saham biasa atau setara dengan 13,75% dari modal saham setelah penawaran umum perdana. Dengan harga penawaran Rp210 per saham, FILM mengantongi Rp274,63 miliar.

Dana tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnis film, melaksanakan kontrak eksklusif dengan artis dan sutradara, pengembangan kekayaan intelektual, dan pengembangan film-film animasi. Selain itu, perusahaan juga akan memperkuat infrastruktur film seperti set lokasi dan studio musik.

Manoj mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, industri film nasional sangat menjanjikan bagi produsen, dengan jumlah pemirsa tahun ini diprediksi akan meningkat 20% dari tahun lalu.

Pada 2018, Manoj sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan menargetkan laba bersih sebesar Rp110 miliar, meningkat 80,68% dibandingkan 2017 ketika perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp60,88 miliar.

“Ada banyak faktor yang mendukung kami untuk mencapai target bottomline seperti pertumbuhan industri film itu sendiri, jumlah pemirsa yang meningkat, pertumbuhan jumlah bioskop hingga 1,900 dari 1.500 layar, naiknya harga tiket, dan yang terpenting kualitas film, “kata Manoj.

Berdasarkan data yang dipublikasikan perusahaan, FILM membukukan penjualan bersih sebesar Rp.89,56 miliar pada Januari-Februari 2018, meningkat 173,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Dalam 3 tahun terakhir, pendapatan FILM telah tumbuh positif. Tercatat, nilainya mencapai Rp59,2 miliar pada 2015, Rp80,75 miliar pada 2016, dan Rp153,72 miliar pada 2017.

Tahun lalu, penonton bioskop nasional tercatat sebesar 42,7 juta, dengan pangsa pasar film Indonesia sebesar 35%. Meskipun harga tiket masuk bioskop (HTM) telah meningkat, pendapatan film lokal terus meningkat dengan mencapai Rp1,6 triliun pada tahun 2017. (bisnis.com)

Leave A Reply

Your email address will not be published.