Mahasiswa STBA-PIA Medan Jadi Juara Dunia Kompetisi Chinese Bridge ke-17 di China

0 163

Vivi, mahasiswa semester dua Program Studi Bahasa Mandarin STBA-PIA memenangkan juara dunia dalam kompetisi Chinese Bridge ke-17, di Chang Sha, Provinsi Punan, China. Ia mampu bersaing dengan 151 peserta lain dari 118 negara.

Vivi mengaku bangga karena mampu mewakili juara juara kontinental mewakili Asia. Meskipun ia jatuh sakit karena semangatnya yang berapi-api untuk memenangkan persaingan. Ia mengatakan, pesaing terberat berasal dari peserta Amerika.

“Ini benar-benar suatu kehormatan bagi saya, untuk dapat mengambil bagian dalam kompetisi ini, selain dapat mengenal teman-teman dari luar negeri. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Dengan latar belakang dan budaya yang berbeda, tetapi dapat berkomunikasi dalam bahasa Mandarin. Jadi di sana saya juga memperkenalkan negara Indonesia “budaya Indonesia, dan pariwisata. Yang saya perkenalkan adalah seni wayang dan Danau Toba. Mereka begitu antusias untuk datang ke Indonesia, “kata putri Toen Lim dan Tjam Le Tju kepada wartawan ketika ditemui di kampus pada Rabu (8/8).

Ia mengaku hanya perlu persiapan selama sebulan. Dalam waktu singkat itu, ia menyiapkan pidato dalam bahasa Mandarin, dengan tema ‘Satu Dunia, Satu Keluarga’, untuk pengujian bakat, dalam hal ini bernyanyi. Kemudian juga membaca buku sebagai pengetahuan. “Tapi semua tidak bisa dipisahkan dari bimbingan guru di STBA-PIA,” katanya.

Vivi juga menceritakan sejak awal dia menghadiri kompetisi Chinese Bridge, yang diadakan di kampus STBA-PIA. Vivi mengaku telah memenangkan harapan. Sementara di tingkat Sumatera Utara (Sumut), ia memperoleh ‘The Most Potential’.

Untuk tingkat internasional, di babak grand final, 5 peserta dipilih mewakili 5 benua, yaitu benua Asia, benua Afrika, Amerika, benua Australia dan benua Eropa. Vivi dipilih salah satunya mewakili benua Asia.

“Saya ada di sana tanpa didampingi oleh seorang mentor. Benar-benar independen. Meskipun diikuti oleh 118 negara, tetapi tuan rumah, yaitu China tidak termasuk. Dan aturannya seperti itu. Selain itu, Taiwan juga tidak termasuk. Sebagian besar peserta datang. dari benua Afrika, “katanya.

Asisten Ketua Yenny Marlim BA MPd menambahkan, dalam kompetisi Chinese Bridge di STBA-PIA, semua yang memenangkan kompetisi dimasukkan dalam kompetisi Chinese Bridge untuk tingkat Sumatera Utara.

“Sebuah kebanggaan luar biasa, Vivi dipilih untuk kompetisi Chinese Bridge internasional. Vivi dikirim dengan satu peserta dari mahasiswa STBA-PIA lainnya, yaitu Tasya, sebagai wakil dari Indonesia. Tetapi Tasya memenangkan tempat ketiga di dunia,” kata Yenny. .

Dia menjelaskan, perhelatan Chinese Bridge, yang diperebutkan ada 4 kategori, yaitu pidato, seni, pengetahuan bahasa dan budaya Mandarin dan impromtu (menjawab pertanyaan juri secara spontan di atas panggung). Dan impromtu ini hanya diberikan 60 detik.

“Dengan impromtu ini, kemampuan bahasa Cina benar-benar diuji. Tingkat nasional diadakan pada Mei 2018. Kemudian, untuk tingkat internasional pada Juli 2018,” katanya.

Dia menjelaskan, dari 118 negara, hanya 30 peserta yang dipilih untuk kompetisi di babak awal, kemudian 15 peserta dipilih untuk maju ke babak berikutnya. Kemudian 10 orang dipilih dan akhirnya 5 orang dipilih dari atas 10. Besar 5 disebut juara kontinental. Vivi mampu melewati putaran setelah putaran ke atas 5. “Selain juara dunia 1, Vivi juga memperoleh Pembicara Terbaik,” katanya.

Sementara Ketua STBA-PIA Prof Dr Berlin Sibarani MPd mengatakan Vivi adalah kemenangan ke-10, karena kampus ini mengikuti Jembatan Tiongkok.

Sejak STBA-PIA berdiri, tidak ada yang pernah menggeser kejuaraan ini. Untuk tingkat internasional, ini adalah yang kedua. Namun, kemenangan yang dibawa oleh Vivi adalah yang tertinggi diperoleh oleh STBA-PIA.

“Selama 10 tahun berturut-turut, kami telah menang dan selalu diwakili untuk tingkat internasional. Setiap kali kami mengambil bagian dalam kompetisi ini, kami selalu mendapatkan gelar juara dari tingkat internasional,” katanya.

Adapun, lanjutnya, apresiasi yang diberikan oleh pihak China adalah bahwa beasiswa kuliah ini berlaku selama 3 tahun, sejak 2019-2021. “Beasiswa ini, mungkin untuk S1, S2 atau S3. Untuk tiket (pulang pergi) juga diberikan. Kemudian, Vivi juga diberikan beasiswa di STBA-PIA, gratis kuliah selama setahun,” jelasnya.

“Ini merupakan indikator pencapaian kualitas STBA-PIA di bidang akademik. Banyak negara di luar rasa ingin tahu tentang mengetahui kampus ini, karena sangat sulit untuk dikalahkan dalam acara Chinese Bridge. Kebetulan, hanya dua minggu lalu Asosiasi Studi China Konferensi Program digelar, “katanya.

Di bidang akademik, katanya, ada 3 kriteria, untuk Program Studi Bahasa Mandarin, mahasiswa STBA-PIA pertama, harus memperoleh HSK 210, level 5. Jika sudah selesai, sertifikat tidak akan diberikan jika belum membayar SHK.

Leave A Reply

Your email address will not be published.