Lestari, TKI di Taiwan yang Jago Kaligrafi China

0 293
Setelah beredar luas video seorang buruh migran asal Indonesia (TKI), reporter dari terkini.id akhirnya berusaha mencari informasi mengenai kebenaran dari video ttersebut. Melalui koleganya, ditemukan bahwa benar, wanita dalam video itu adalah seorang TKI asal Indonesia bernama Lestari atau biasa dipanggil Lisa.
Sayangnya, Lisa tidak punya email, WA, ataupun WeChat, sehingga membuatnya hanya bisa diwawancara melalui telepon. Itu pun terbatas, karena ia adalah tipe pekerja yang rajin dan jarang menggunakan hp pada saat bekerja.
“Nama asli saya Lestari pak, dipanggil Lisa,” katanya pada wartawan yang bertanya padanya. pada saat wawancara pun, Lisa dengan fasih menjawab dalam bahasa Mandarin yang sangat baik, membuat pewawancaranya seperti berbicara dengan orang lokal Taiwan. Lisa memutuskan untuk mengganti nama panggilannya di Taiwan karena nala ‘lestari’ sulit diucapkan oleh penutur mandarin di sana, sehingga nama ‘Lisa’ dipilih sebagai nama barunya.
Lisa yang masih lajang, merupakan seorang pekerja asal Palembang yang kini menghabiskan waktunya untuk bekerja sebabai buruh migran di daerah Taichung, Taiwan, salah satu kota besar di Taiwan tengah, terletak di pertengahan antara Taipei dan Kaoshiung. Selama 12 tahun pengalamannya bekerja di Taiwan, Lisa hanya bekerja di satu majikan yang sama yang hingga hari ini masih jadi tempat ia bekerja.
Dalam kesehariannya, Lisa memiliki tanggung jawab untuk menjaga seorang lansia berusia 90 tahun. Sebelum majikannya terserang penyakit stroke, beliau adalah guru bagi Lisa, yang mengajarkan Lisa bahasa Mandarin dan kaligrafi. Setelah guru seklaigus majikannya itu jatuh sakit, Lisa tidak memiliki kesempatan lagi untuk belajar dari beliau dan juga harus sibuk mengurus nenek yang sakit, hampir tidak ada waktu untuk melakukan aktifitas hobinya ini ataupun berlibur.
Untungnya, Lisa sudah cukup mahir memainkan kuas untuk menggambar kaligrafi China di atas kanvas.  Dalam foto di atas terlihat Lisa menuliskan dua lembar kaligrafi kertas jingga yang biasa ditempelkan di depan rumah masyarakat China sebagai harapan untuk penghuni rumah tersebut.
Seperti yang dipegang di tangan kanan Lisa, yang bunyinya: Ping An Liang Zi Zhi Qian Jin. Arti perkata memang tidak bisa dipahami, tapi makna keseluruhannya mendalam. “Ping An (平安)” memang hanya dua kata, tapi nilainya sama dengan emas (金)yang tidak terhitung banyaknya”. ‘Ping An’ artinya tenteram. Hidup tenteram itu lebih penting dari memiliki emas, sebanyak apa pun.
Jika ditanyakan apakah Lisa sudah bisa bahasa Mandarin sejak di Indonesia? ”Saya mulai belajar Mandarin setelah tiba di Taiwan,” jawab Lisa. Dibandingkan aksara modern yang sederhana, Lisa lebih terbiasa untuk menggunakan aksara tradisional yang banyak digunakan di Taiwan, Hong Kong dan Selatan Tiongkok.

Kisah Lisa atau Lestari ini tentu menginspirasi kita semua untuk bisa belajar dan mencintai budaya kita sendiri dan tentu membanggakan bukan?

Leave A Reply

Your email address will not be published.