Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa langkah yang dilakukan ini merupakan bagian dari strategis nasional untuk mewujudkan diplomasi-diplomasi Indonesia.
“Ini semua menjadi sebuah dana abadi sebagai Indonesia foundation, yang nanti ketua dewan pengarahnya dari Menteri Luar Negeri dan Keuangan beserta Menteri Sekneg, Bappenas dalam rangka untuk mewujudkan diplomasi-diplomasi Indonesia,” katanya usai melepas pemberian bantuan hibah pemerintah Indonesia kepada Nigeria di depan Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Provinsi Banten, Ahad.
Ia mengatakan di situasi dan kondisi politik global yang memang semakin pragmatis seperti saat ini, Indonesia akan terus berusaha untuk membangun diplomasi secara efektif termasuk untuk membangun bantuan yang semakin ekonomis bagi negara-negara lain.
“Dan sekarang kan dalam kondisi jiwa politik yang memang semakin pragmatis, kita tidak hanya diplomasi sudah hebat. Banyak mediasi dan berbagai macam peran leadership secara kongkrit,” katanya.
Ia menyebutkan, dalam mendukung peningkatan kesehatan global, Pemerintah Indonesia selanjutnya akan fokus membantu negara-negara wilayah pasifik seperti di Afganistan, Pakistan dan lain sebagainya.
“Fokusnya saat ini kita membantu negara-negara seperti Afganistan, Pakistan atau negara pasifik yang memang terkena musibah,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, dari alokasi 1,5 juta dosis vaksin tersebut akan disalurkan dalam dua tahapan. Dan yang pertama dilakukan pengiriman saat ini sebanyak 730.000 dosis vaksin.
Kemudian, lanjutnya, untuk tahap kedua dilakukan pada bulan Juni yaitu sebanyak 850.000 dosis vaksin dengan tujuan kiriman ke Nigeria.
“Kita pertamanya 730.000 dosis , kemudian tahap kedua 850.000 dosis untuk Nigeria tetapi nantinya kita akan donasi lagi ke negara Zimbabwe,” katanya.
Ia menambahkan, Indonesia akan berkomitmen untuk terus menjalani kerjasama antar negara-negara global sesuai dengan spirit Bandung 1945.
“Sekali lagi dengan situasi dunia terbelah seperti ini, Indonesia ada di depan untuk menggerakkan kerja sama antara selatan-selatan global yang ingin mendukung dari Spirit Bandung 1945,” demikian Retno Marsudi.