Jakarta – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyatakan pengangkatan tenaga kerja asing atau ekspatriat pada direksi perusahaan BUMN mempertimbangkan kedudukan politik mereka yang bebas dari kepentingan negara, sehingga diharapkan bisa bekerja sebagai profesional.

“Mereka adalah profesional, tidak mengurus negara. Tidak mengambil kebijakan politis untuk negara ini,” ujar Managing Director Stakeholders Management and Communications Danantara Indonesia Rohan Hafas dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.

Selain itu, pengalaman mereka dari negara masing-masing bisa menjadi referensi peta jalan bagi Indonesia.

“Mereka justru membawa contoh, sebuah peta jalan yang pernah dijalani untuk ditiru dan digugu,” tambahnya.

Rohan pun menjelaskan pemberian akses jabatan tinggi kepada ekspatriat diperbolehkan secara hukum.

“Asing itu ada klausa yang secara legal diperbolehkan. Bisa mengangkat. Itu nanti juga termasuk ada di pertambangan, apakah kita punya ahli nikel gitu misalkan. Daripada mereka masuk perusahaannya, kita saja yang rekrut orangnya,” tutur Rohan.

Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani memastikan bertindak selektif dalam mengangkat warga negara asing (WNA) sebagai direksi di perusahaan-perusahaan BUMN.

“Kita benar-benar analisis, bahwa ekspat yang kita bawa di BUMN-BUMN itu memang bisa memberikan transfer of technology, knowledge dan lebih membawa BUMN kita dengan standar internasional, dengan pengalaman yang lebih panjang,” ujar Rosan Roeslani di sela acara bertajuk 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran “Optimism on 8 Percent Economic Growth” di Jakarta, Kamis (16/10).

Ia menjelaskan langkah ini dilakukan juga sebagai upaya untuk mengurangi hal-hal yang berpotensi memberikan sentimen negatif di tubuh BUMN.

Pengangkatan ekspatriat pada direksi BUMN telah dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), yakni Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko dan Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi.

Menurut Rosan, pengangkatan itu menunjukkan bahwa Danantara Indonesia serius dalam melakukan transformasi di GIAA.

“Karena di dalam Garuda ini kita juga menginvestasikan dana yang tidak kecil, kita sudah kucurkan 400 juta dolar AS dan kemungkinan akan bertambah. Jadi, kita melihat bahwa manajemen memiliki peran yang penting,” ujar Rosan.

Ia memastikan bahwa dua WNA yang diangkat sebagai direksi Garuda Indonesia memiliki pengalaman puluhan tahun di industri penerbangan internasional. (Ant)