Yogyakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta perguruan tinggi memaksimalkan potensi akademik untuk memenuhi kebutuhan talenta atau sumber daya manusia (SDM) kecerdasan buatan (AI) yang terus meningkat.

“Sektor AI membutuhkan tenaga kerja yang banyak, karena harus melakukan kodifikasi atau pengumpulan data. Ini pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi untuk mendorong AI di setiap sektor,” ujar Airlangga dalam kuliah umum di Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu.

Airlangga menyebut kemajuan teknologi, termasuk AI dan pengembangan semikonduktor, bukan tujuan akhir, tetapi sarana untuk meningkatkan produktivitas berbagai sektor ekonomi.

Karena itu, menurut dia, ketersediaan sumber daya manusia terlatih menjadi faktor penentu agar Indonesia mampu bersaing dalam ekonomi digital.

Ia mengatakan perkembangan teknologi berlangsung cepat, mulai dari era mesin uap hingga memasuki fase kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. Perubahan itu menjadikan kebutuhan terhadap talenta digital semakin mendesak.

“Ke depan adalah digital base, semikonduktor dan AI. Sekarang sudah naik lagi ke quantum computing, sehingga data center dan yang lain di sini menjadi penting, termasuk di Indonesia,” ujar dia lagi.

Menurut dia, ekosistem semikonduktor dan AI akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi baru, sehingga perguruan tinggi perlu menyesuaikan kurikulum dan memperkuat riset untuk mencetak lulusan yang mampu memenuhi kebutuhan industri.

Airlangga mengatakan peluang pertumbuhan teknologi bersifat eksponensial, sehingga membutuhkan kesiapan SDM yang lebih besar dibandingkan sektor-sektor konvensional.

“AI merupakan ‘the next big thing’ yang pertumbuhannya tidak linier tapi eksponensial,” katanya pula.

Airlangga menambahkan bahwa peran kampus sangat strategis dalam membangun kapasitas riset, pelatihan, dan inovasi, agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar teknologi, tetapi turut berperan dalam pengembangan desain maupun manufaktur.

“Saya ingin semua potensi akademik dimaksimalkan untuk menciptakan ‘the new engine of growth’,” ujar dia lagi.