Chinese Moslem Festival Hari Ketiga, Perhimpunan INTI, PITI, dan Baywalk Angkat Tema Sejarah Datangnya Agama Islam di Tiongkok dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia
InhuaOnline – Setelah sukses menggelar Chinese Moslem Festival pada 30 dan 31 Maret lalu, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Baywalk Mall Jakarta, dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) kembali meneruskan rangkaian kegiatan pada Sabtu (6/4) sore di Baywalk Mall, Pluit – Jakarta Selatan.
Acara pada hari ketiga 6 April ini mengangkat tema “Sejarah Datangnya Islam ke Tiongkok dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia” dengan pembicara kunci H. Serian Wijatno (Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) dan 2 orang pembicara Ir. Azmi Abubakar (Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa), dqn Novi Basuki, Ph.D (Peneliti Islam di Tiongkok) serta moderator Yovandra (Penerima Beasiswa CGS-INTI Kuliah ke Tiongkok tahun 2019 dari Sumatera Barat) dan Aprilita Nabella (Penerima Beasiswa CGS-INTI Kuliah ke Tiongkok tahun 2021 dari Belitung).
Wakil Ketua Umum Perhimpunan INTI bidang Pendidikan Robert Njo memberikan sambutan di awal acara mewakili Ketua Umum Teddy Sugianto. Pada kesempatan itu, Robert menyampaikan acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih kepada khalayak ramai bagaimana antara Islam, Indonesia, dan Tiongkok memiliki hubungan erat sejak lama.
“Laksmana Cheng Ho adalah salah satu bukti sejarah bagaimana Tiongkok memiliki peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia,” kata Robert.
Sementara Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri – Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Dr. Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum. hadir mewakili sekaligus membacakan sambutan tertulis Menteri Agama K.H. Yaqut Cholil Qoumas.
Kementerian Agama kata Bahiej, menyambut baik penyelenggaraan Festival Muslim China. Kegiatan ini diharapkan memberi wawasan berharga bagi generasi muda dalam memahami sejarah Islam di kedua negara.
“Mari kita jadikan festival ini sebagai momentum mempererat tali persaudaraan antarumat beragama dan memperkaya pemahaman akan keberagaman budaya dan spiritualitas manusia,” sebutnya.
Sedangkan Novi Basuki yang menjadi pembicara pertama pada sore itu membawakan materi sejarah datangnya Islam di Tiongkok. Santri asal Situbondo Jawa Timur ini juga membagikan sekelumit kisah hidupnya ketika menjadi mahasiswa S1 sampai dengan lulus S3 di Tiongkok.
Pembicara kedua Ir. Azmi Abubakar menceritakan kentalnya pengaruh Tiongkok dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Pria yang berdarah Aceh ini juga bagaimana museumnya memiliki banyak catatan tentang penyebaran Islam yang dilakukan oleh Laksmana Cheng Ho hampir di seluruh wilayah Nusantara waktu itu.
Hadir pula Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing Yudil Chatim, S.K.M., M.Ed. yang didapuk untuk menjadi penanggap tema diskusi hari ini.
Yudil menceritakan bagaimana pada awalnya ia enggan ditugaskan Tiongkok, tapi sekarang malah keterusan sampai menjadi Atase Pendidikan dan sangat menikmati hidup di Tiongkok sebagai Muslim.
“Saya sangat berterima kasih kepada panitia, karena telah diajak menjadi bagian dari acara yang begitu luar biasa ini. Memberikan banyak pencerahan dan inspirasi, semoga acara seperti ini bisa terus berlanjut ke tahun berikutnya,” kata Yudil.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan surat pengangkatan Dewan Pakar Perhimpunan INTI kepada Novi Basuki oleh Sekjen INTI Candra Jap didampingi Azmi Abubakar.
Acara ditutup penampilan Tanoura Dance, Quiz Berhadiah dari Kodipest, Tausyiah Ramadhan dari PITI, pembagian takjil dan buka puasa bersama.