Melihat Kehidupan Lebah di Wisata Petik Madu Lawang untuk Peluang Usaha Baru

0 464

Wisata Petik Madu adalah salah satu wisata edukasi di Lawang Kabupaten Malang yang menawarkan pengetahuan kehidupan lebah hingga manfaat madu kepada pengunjungya. Bagaimana pola hidup lebah, teknis menernak lebah, sampai proses memanen madu diajarkan para petugas kepada pengunjung.

Hariyono pemilik sekaligus pengelola Wisata Petik Madu mengatakan awal dibuka agrowisata lebah bertujuan mengedukasi bagaimana berternak lebah untuk warga sekitar Lawang. Namun seiring berjalannya waktu, banyak orang mulai tertarik berkunjung, tak hanya dari luar kota tapi juga mancanegara.

 

Hariyono menunjukkan sarang lebah

“Luas lahan kami delapan hektar, setiap bulan dikunjungi 1500 hingga 3000 wisatawan dari semua kalangan mulai kelompok tani, ibu-ibu PKK dan terbanyak adalah pelajar yang ingin mengertahui kehidupan lebah,” jelas Hariyono.

Hariyono mengungkapkan jika lahan tersebut milik orangtuanya yang tidak ada penerusnya. “Adik-adik saya tidak tertarik mengelola, akhirnya sebagai kakak tertua yang meneruskan usaha,” imbuh Hariyono.

Hariyono menceritakan peternakan lebah didirikan pada tahun 1990 oleh ayahnya bernama Gunawan. Kemudian berkembang menjadi wisata madu pada 2011. Dalam wisata tersebut pengunjung dapat mengunjungi berbagai area outbond untuk mempelajari baik kehidupan lebah, berbagai jenis tanaman, hingga kesehatan.

Menurut Hariyono, pengunjung banyak yang penasaran dengan madu asli. Mereka bisa mendapatkan madu asli langsung dari sarang lebah. “Memang susah membedakan madu asli dengan yang tidak. Caranya harus diuji di laboratorium sehingga akan diketahui kandungan enzim dan kadarnya. Madu asli sebagai sumber tenaga bisa dikonsumsi 6 sendok makan perhari,” jelas Hariyono yang memanen madu setiap 6 bulan sekali pada musim kemarau sebanyak 70 kg hingga 120 kg perkotak.

Ada tiga jenis lebah yang diternak di Wisata Petik Madu, yakni Apis Melilfira dari Asutralia, Acerana lebah lokal tapi tidak ganas dan Trigond lebah kecil tapi tidak menyengat. Lebah Apis Melilfira paling banyak diternak karena menghasilkan madu terbanyak dan paling cocok untuk usaha. “Kalau lebah yang jinak bisa diletakkan di atas tangan kita itu menghasilkan madu encer dan rasanya agak asam namun berkhasiat,”terang Hariyono.

Selain madu, lebah juga menghasilkan tiga produk lainnya yakni royal jelly, bee pollen dan propolis. Propolis adalah getah pupus daun dan kuncup bunga dikumpulkan lebah diproses dengan air liurnya yang berbentuk mirip lem. Propolis berguna melapisi sarang lebah agar larva tumbuh sehat. Propolis sangat baik dikonsumsi karena manfaatnya menyembuhkan berbagai penyakit infeksi.

Produk Madu dari Wisata Petik Madu

Sarang lebah bisa dibuat sendiri atau alami. Proses pembuatan sarang lebah yang lebih cepat dan berkualitas dibuat manusia, kalau secara alami memakan waktu 3 mingguan.

Hariyono berharap seluruh lahannya bisa dimanfaatkan serta bermanfaat bagi warga sekitarnya. Selain itu mengajak masyarakat bisa beternak lebah yang menguntungkan karena konsumsi madu dibutuhkan untuk kesehatan tubuh. Wisata Petik Madu pun menjadi binaan Dinas Pariwisata dan Dinas Kehutanan Kabupaten Malang.

Leave A Reply

Your email address will not be published.